TEMU PUSAKA DAN KONGRES BADAN PELESTARIAN PUSAKA INDONESIA 2010

Penulis Membatik

Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2007 mengajak seluruh komponen bangsa untuk bekerjasama mengembangkan pembangunan ekonomi baru yang disebut Ekonomi Gelombang ke-4. Menurut pidato presiden kala itu, Ekonomi Gelombang ke-4 adalah kelanjutan dari Ekonomi Gelombang ke-3 dari teori Gelombang Peradaban Manusia dari Alvin Toffler, dengan orientasi pada kreativitas, budaya serta pusaka budaya dan lingkungan.

Pengelolaan pusaka tidak terlepas dari perencanaan kawasan secara umum dimana implementasi dari perencanaan tersebut perlu mempertimbangkan perpaduan antara pelestarian pusaka dan pembangunan secara keseluruhan. Sudah saatnya ajakan presiden tentang pengembangan Ekonomi Gelombang ke-4 ditindaklanjuti oleh segenap komponen bangsa.

Badan Pelestarian Pusaka Indonesia disingkat BPPI (Indonesian Heritage Trust) adalah sebuah organisasi masyarakat berbentuk perkumpulan yang dibentuk oleh berbagai organisasi pelestarian daerah pada tanggal 17 Agustus 2004, yang berupaya melakukan langkah-langkah penyelamatan pusaka alam, dan budaya yang terancam punah; menyiapkan masukan untuk kebijakan dan strategi pemerintah; serta memperkuat mekanisme pelestarian. Untuk mendukung upaya pelestarian pusaka alam dan budaya yang sangat kompleks dan lintas sektoral, BPPI didukung (sebagai anggota) para ahli, pemerhati dan penggiat pelestarian dari berbagai disiplin ilmu terkait.

BPPI menggagas sebuah acara TEMU PUSAKA INDONESIA 2010 dengan tema “Pelestarian untuk Kejayaan Bangsa” yang diharapkan dapat dibuka langsung oleh Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono. Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan BPPI yang merupakan wadah pertemuan beragam organisasi pelestarian, institusi dan individu pemerhati serta praktisi pelestarian pusaka dari daerah-daerah di Indonesia serta disaksikan oleh jaringan pelestari internasional.

Dalam rangkaian kegiatan TEMU PUSAKA 2010 ini diadakan Kongres BPPI untuk akhir masa kepengurusan periode 2007-2010 serta pemilihan kepengurusan tiga tahun berikutnya yaitu periode 2010-2013. Konges BPPI akan dirangkaian dengan berbagai acara tukar pikiran dan diskusi berupa dialog, temu mitra, temu akademisi pelestari dan kegiatan lapangan berupa jelajah pusaka dan meninjau pelaksanaan kegiatan pelestarian di Bandung. BPPI bekerjasama dengan mitra organisasi pelestarian yaitu Bandung Heritage Society dan Bandung Trails sebagai tuan rumah penyelenggaraan. Dalam rangkaian Temu Pusaka 2010 ini diselenggarakan pulaHeritage Conference dengan topik “Making Heritage our Resource” yang merupakan ajang pembahasan pelestarian pusaka Indonesia-Belanda

Tujuan dari kegiatan BPPI adalah pertama menyusun strategi kesinambungan gerakan pelestarian pusaka dalam kontribusinya kepada pembangunan baik di tingkat pusat maupun daerah berdasarkan inventarisasi keragaman pusaka Indonesia dengan pembaharuan data yang menerus. Ke dua memberikan masukan kepada pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah beserta segenap lapisan masyarakat dalam pengelolaan pusaka yang mendukung pembangunan seimbang dan berkelanjutan. Ke tiga memperkokoh kesadaran akan pentingnya pusaka alam, budaya dan saujana sebagai sumber daya pembangunan yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pendukungnya melalui berbagai saluran pendidikan dan latihan, komunikasi dan informasi.

Peserta Temu Pusaka 2010 sebanyak 300 orang peserta yang terdiri dari para anggota dan mitra BPPI yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, serta para individu, organisasi pemerhati dan pelaku pelestarian se-Indonesia yang tergabung dalam Jaringan Pelestarian Pusaka Indonesia, kalangan perguruan tinggi di antaranya dihadiri perwakilan Universitas Pendidikan Indonesia yaitu Dewi Turgarin,S.S.MM.Par dari Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, media cetak dan elektronik, instansi terkait baik dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta organisasi pelestarian internasional seperti CIE (Central for International Heritage), EN (Erfgoed Netherland/The Netherlands Institute for Heritage) dari Belanda,National Trust of Queensland dari Australia, INTO (International of National Trusts Organization) yang berbasis di London, dll.

Kegiatan ini diselenggarakan pada 22 September 2010 di Gedung Bank Indonesia Jl. Prapatan – Jakarta Pusat dengan acara “Malam Sahabat Pusaka”. Kemudian pada 23 September 2010 acara pembukaan Temu Pusaka di Istana Negara, dilanjutkan dengan perjalanan kereta api Jakarta-Bandung bekerjasama dengan PT KAI. Kemudian pada malam hari di Bumi Sangkuriang Bandung dilakukan pembukaan Kongres BPPI, pembacaan laporan kegiatan tahun 2007-2010, adanya penyesuaian, Penyesuaian AD/ART, memforrmulasi Program 2010-2013 , serta pemilihan Formatur yang diikuti oleh anggota BPPI.

Selanjutnya pada 24 September 2010 dilakukan pengenalan permainan tradisional Sunda bersama Komunitas Ong, temu kenal tuan rumah “Bandung Heritage Sosciety dan Bandung Trails”, temu mitra dalam melakukan “Inventarisasi Pusaka Lokal sebagai Sumber Daya Daerah”, temu kenal pelestari muda, kunjungan ke Saung Angklung Udjo.  Kemudian pada malam hari melaksanakan “Jelajah Pusaka Malam.”

Pada hari Sabtu 25 September dilakukan temu wicara/ Heritage Conference, menikmati tayangan “Pusaka sebagai Sumber Daya”, talk show dengan tiga topic yaitu pertama “Aksi dan Teknik Pelestarian, ke dua “Kelembagaan dan Kebijakan”, ke tiga “Investasi Pusaka dan Pembangunan Kapasitas”.  Acara kemudian dilanjutkan dengan melakukan kunjungan ke ITB untuk beranjangsana dan bertukar pikiran dengan akademisi pelestari.  Pada malam harinya para peserta kongres mengikuti acara jamuan makan malam dalam memperingati 200 tahun Kota Bandung bersama Walikota Bandung.  Di penghujung kegiatan ditutup dengan kegiatan Jelajah Alam Tapak  Tahura pada 26 September 2010.

Sumber : https://dewiturgarini2006.wordpress.com/2012/02/19/fpips-mentemu-pusaka-dan-kongres-badan-pelestarian-pusaka-indonesia-2010/

 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.