Ayo Menangkan Adu Viral Kuliner Tradisional Nusantara!

 Penulis : Andi Yudha Rahardja. Mahasiswa Program Studi Manajemen Industri Katering FPIPS UPI Angkatan 2018

Bandung. Kita hidup pada zaman dimana orang orang sangat menggemari kegiatan berwisata. Baik wisata alam,   sejarah, budaya, dan yang paling utama bahkan menjadi ciri khas utama dari masyarakat kita adalah wisata kuliner. Indonesia kaya akan berbagai macam kuliner dari Sabang sampai Merauke, dikarenakan pada awalnya negara kita ini sebelum menjadi Negara Kesatuan Indonesia terdiri dari berbagai kerajaan kerajaan besar seperti Majapahit, Sriwijaya, Kutai, Singasari, Mataram, dan kerajaan besar lainnya.

Belum lagi negara ini pernah dijajah oleh beberapa negara negara asing seperti Portugis, Spanyol, Belanda, Perancis, Inggris, Jepang, kedua hal tersebutlah yang menyebabkan  kebudayaan di negara kita tercinta menjadi sangat beragam, serta adanya akulturasi. Di era AFTA saat ini banyak sekali tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia, tetapi bukan hanya tenaga kerja asing, dan perusahaan perusahaan asingnya saja, kuliner luarpun ikut masuk ke bumi pertiwi bahkan menjadi lebih populer dibandingkan kuliner asli Nusantara.  Bahkan menjadi produk andalan bagi para pengusaha pengusaha di Indonesia di bidang wisata kuliner, seperti, thai tea, sashimi, steak, dan sebenarnya masih banyak lagi.

Kuliner Nusantara Versus Kuliner Mancanegara

Hal ini tidak dapat kita hindari karena, seiring berjalannya waktu, globalisasi mau ataupun tidak mau akan terjadi.   Sekarang permasalahannya apakah kita siap atau tidak? Mari kita sama sama mengenal dan meng viral kan kuliner khas yang tidak kalah bersaing dengan kuliner luar yang sedang populer saat ini di negara kita. Seperti thai tea, minuman asli dari negara Thailand belakangan ini menjadi salah satu minuman favorit untuk para generasi milenial dan sangat mudah kita jumpai dimanapun, mau itu di kafe, restoran,  bahkan pedagang pedagang kecil kaki limapun sudah banyak yang menjual minuman khas negeri gajah putih tersebut, harganya pun cukup terjangkau bagi dompet dompet mahasiswa kisaran Rp5000.- hingga Rp30.000.- .

Beda halnya dengan Bandrek minuman asli dari suku Sunda Jawa Barat yang sudah “jarang” atau hanya dapat kita jumpai di beberapa tempat makan, itupun hanya sebagian besar, padahal pada masanya minuman ini sangatlah populer bahkan diminati oleh para penjajah Belanda dan hanya dapat dinikmati oleh kalangan kalangan tertentu saja. Bandrek berdasarkan artikel dari KOMPAS.com terbuat dari campuran rempah – rempah seperti cengkeh, pala, serai, pandan, gula aren/merah, jahe, dan lada hitam.  Apalagi sekarang sudah ada variasi baru Bandrek dicampur dengan buah Durian, bukan hanya rasanya yang mantap dan unik tetapi kaya akan manfaat yaitu dapat, melawan penyakit kanker karena terkandung cengkeh didalamnya, minyak cengkehnya pun dapat jadi obat sakit gigi karena bermanfaat sebagai analgastik atau obat penahan rasa sakit, menurunkan tekanan darah karena ada kandungan jahe yang berfungsi sebagai pelebur pembuluh darah serta merangsang pelepasan hormon adrenalin yang membuat aliran darah menjadi lebih baik, memberikan rasa hangat saat cuaca ekstream, meredakan masuk angin, mengurangi rasa mual, dan mengurangi sakit tenggorokan, untuk harganyapun sangat jauh dibandingkan dengan thai tea yaitu kisaran Rp3000.- hingga Rp10.000.- .

Selanjutnya kuliner viral lainnya adalah sashimi, salah satu olahan makanan mentah khas asal negeri sakura ini banyak diminati oleh kaum milenialis. Mall, dan resto – resto ternama sudah banyak yang menjual sashimi siap saji yang harganyapun cukup dinilai tinggi yaitu kisaran Rp 180.000.- . Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa sebenarnya Indonesia memiliki makanan sejenis sashimi di daerah Ternate Maluku Utara yaitu Gohu Ikan. Resep ini berbahan dasar ikan Tuna atau Cakalang mentah,  cara membuatnya pun sederhana yaitu dengan memotong dadu daging ikan Tuna atau Cakalang, lalu dicuci, kemudian dilumuri dengan garam dan perasan lemon. Setelah itu, campurkan daun kemangi  dan diamkan adonan selama beberapa saat. Sambil menunggu bumbu meresap siapkan rajangan bawang merah, dan cabe rawit yang ditumis dengan sedikit minyak kelapa hingga aroma sedap muncul, setelah itu siramkan selagi panas tumisan tadi keatas daging ikan Tuna atau Cakalang, kemudian Gohu Ikan siap untuk disajikan. Cukup mudah bukan? Berbeda dari sashimi dengan harga yang cukup tinggi, Gohu Ikan asal Ternate ini dapat kita nikmati dikisaran harga Rp 25.000.- sampai Rp 40.000.-.  Perlu upaya lebih keras agar kuliner ini dapat dikenal, dibandingkan dengan sashimi di masyarakat agar tidak hanya dikalangan tertentu saja yang mengetahui dan pernah mencobanya.

Makanan selanjutnya adalah steak,  tidak dapat dipungkiri steak adalah salah satu makanan favorit yang mendunia, bahkan di Indonesia sudah hampir semua kalangan mengetahui, dan pernah mencoba makanan barat ini, selain itu steak juga sangat mudah kita temui di beberapa restoran ternama. steak pertama kali dikenalkan oleh tentara Inggris di Perancis setelah perang Waterloo, untuk kisaran harga mulai dari Rp 20.000.- hingga ratusan ribu rupiah bahkan ada yang lebih.

Negara kita juga mempunyai Rendang yaitu makanan khas dari Padang Sumatera Barat yang dibuat oleh orang Minangkabau.  Menurut kutipan dari wikipedia.org masakan ini dihasilkan dari proses memasak yang dipanaskan secara berulang ulang hingga berjam – jam dengan Santan Kelapa (kurang lebih selama 4 jam atau lebih) hingga kering dan berwarna hitam pekat. Rendang dapat dijumpai di Rumah Makan Padang di seluruh dunia. Masakan ini populer di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, dan Thailand. Di daerah asalnya, Minangkabau, rendang disajikan diberbagai upacara adat dan perhelatan istimewa. Meskipun rendang merupakan masakan tradisional Minangkabau, masing-masing daerah di Minangkabau memiliki teknik memasak serta pilihan dan penggunaan bumbu yang berbeda. Bahkan pada tahun 2011, rendang dinobatkan sebagai hidangan yang menduduki peringkat pertama daftar World’s 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia) versi CNN Internasional. Rendang juga dimanfaat sebagai bantuan pangan bagi korban bencana alam karena tahan lama dan kandungan gizinya, seperti pada gempa bumi Lombok 2018, gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018, dan tsunami Selat Sunda 2018. Untuk kisaran harga, Rendang dapat kita nikmati dengan kisaran harga Rp 10.000.- hingga Rp 35.000.- / porsinya. Selain itu sudah banyak variasi Rendang selain dengan daging sapi antara lain seperti, Rendang Ayam, Bebek, Hati, Telur, Paru, Ikan Tongkol, Suir, Kerang, Pensi (Kerang berukuran kecil).

Tugas kaum Milenial Viralkan Kuliner Nusantara

Pembaca yang cinta Tanah Air, berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya kuliner asli Nusantara itu tidak kalah bersaing dengan kuliner mancanegara yang beredar dimasyarakat,  bahkan dapat mengalahkan kuliner Internasional baik dari tampilan makanan, bahan baku, variasi baru, harga, dan yang paling utama adalah cita rasa dari makanan itu sendiri. Hal tersebut dapat terwujud jika kita umumnya sebagai masyarakat Indonesia, khususnya sebagai generasi Milenial lebih mengenal, dan memperkenalkan kuliner asli Tanah Air untuk mendorong kembali kepopularitasan makanan khas daerah kita sendiri daripada makanan mancanegara yang sekarang ini marak beredar di lingkungan kita, karena kuliner khas Nusantara merupakan salah satu identitas bagi bangsa kita yang harus kita pertahankan, kembangkan, dan kita kenalkan kepada dunia luar.